Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar

Menyedihkan tapi harus tetap sabar

Sesungguhnya tidak ada bermaksud untuk mengeluh, akan tetapi aku memiliki blog tidak pernah ada waktu untuk mengisi dengan tulisan yang tiada berarti. Nah! Sehari setelah seharian melakukan perjalanan dengan motor bodol ku, sekarang saya akan menyempatkan diri untuk bercerita yang tak ada gunanya heheheheee . . . . . . .. . . .

Sebelum bercerita tentang perjalan ku yang kemarin berangkat pagi pulang malam kehujanan. Apakah kiranya sudi teman-teman pembaca akan aku sapa ? . . . . . Bagai mana kawan apakah kabar mu hari ini baik, atau sebaliknya ?    Saya harap semua teman-teman kabarnya semuanya baik sehat wal'afiat. Aamiin.

Berangkat pukul 09:00

Pada awalnya diwaktu pagi cuaca cerah tidak ada tanda-tanda akan turunya hujan. Pukul 09:00 saya mulai berangkat dan tidak membawa jas hujan dikarenakan cuaca pada saat itu sangat cerah. Tujuan dari keberangkatan ku adalah ada dua tujuan: Tujuan pertama adalah mengunjungi anak ku yang sedang belajar di podok pesantren di wilayah Pamanukan, Kabupaten Sunag, Jawa Barat, Indonesia. Asia Tenggara. Alamat komplit pokoknya. eheheheeee.......

Singkat cerita! Dari rumah saya bawa bekal makanan untuk anak saya yang ada di pondok pesanten. Emang tujuanya mau besuk anak yang sedang belajar. Jadi saya bawa bekal makanan dari rumah untuk anak saya dan juga uang yang tak seberapa banyak untuk bekal jajan anak saya di pondok.

Posisi sudah samapai di pamanukan, tetapi belum sampai kepondok keburu hujan turun dengan lebat sekali. Oh iya, jarak dari rumah ke podok pesantren tempat anak saya belajar itu sekitar 30 km. Saya hanya sendiri dan berkendara motor yang ini. Dikarenakan saya tidak memiliki motor yang lain kecuali motor yang satu ini.

https://www.sukaratu.com/2020/12/berangkat-pagi-pulang-malam-kehujanan.html
Yang penting bebas akan cicilan


Lanjut kecerita. Akhira saya meneduh di pinggiran rumah warga, bukan berarti saya takut basah kehujanan, yang saya kawatirkan makanan yang saya bawa untuk anak saya kehujanan dan kawatir kalau kehujanan tidak bisa dimakan. Makanan tersebut tak lain hanyalah berupa nasi dan lauknya, untuk anak saya yang ada di pontok. Jadi saya perjuangkan nasi tersebut jangan sampai kehujanan.

Berikut adalah photo disaat saya berhenti menunggu hujan reda, posisi sudah di Pamanukan, Subang.

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Menyedihkan tapi harus tetap sabar

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Jalur Pamanukan-Kabupaten Subang-Jawa Barat-Indonesia

Menyedihkan tapi harus tetap tegar
Menyedihkan tapi harus tetap sabar. Jalur Subang-Pamanukan

Sabar

Sabar itu adalah tahan terhadap penderitaan atau sesuatu yang tidak kita senangi dengan iklas dan ridho serta menyerahkan diri kita terhadap Allah SWT. Dan tidaklah dinamakan sabar, orang yang menahan diri secara terpaksa, tetapi sabar yang sebenarnya adalah sabar dalam arti menyarahkan diri kepada Allah dengan lapang dada. Begitulah kira-kira saya menunggu hujan reda sampai berjam-jam. Santai aja pokoke yang penting SELAMAT OCLEH. Hehehe . . .

Setelah saya nunggu berjam-jam akhirnya hujan reda juga. Kemudian saya bergegas melanjutkan perjalanan menuju pondok pesantren tempat anak saya belajar. Tidaak lupa saya cek dulu nasi yang saya bawa untuk anak saya. Syukur Alhamdulillah nasinya tidak basah terkena hujan alias masih utuh seperti semula.

Sampailah ketempat yang saya tuju

Setelah sampai ternyata semua anak-anak sedang belajar dan saya pun menunggu sambil kedinginan dikarenakan setelah hujan angin sepoi-sepoi nyessss . . . Dingin amattttt. Tidak lama menunggu akhirnya keluarlah anak saya dikarenakan pengurus pondok memberi tau kepada anak saya, bahwa ada orang tuanya datang membesuknya.

Kemudian nasi yang saya bawa saya berikan dan uang untuk jajan yang tak seberapa besar jumbelahnya. Dengan singkat saya bercakap-cakap dengan anak saya dikarenakan anak saya harus melanjutkan belajarnya dan saya pun harus bergegas melanjutkan perjalanan yang kedua.

Perjalanan tujuan yang kedua

Tujuan yang kedua adalah saya harus belanja ikan asin, dikarenakan saya adalah seorang pedagang kecil yang menjual ikan asin dengan cara berkeliling dari kampung kekampung untuk mencari pembeli ikan asin (konsumen). Begitulah cara saya mencari nafkah untuk menghidupi keluarga saya.

Bergegaslah saya meninggalkan pondok tempat anak saya belajar, dan saya segera menuju tempat berbelanja ikan asin yang jaraknya lumayan jau juga ! sekitar 25km yaitu menuju pesisir laut yaitu Genteng nama desanya.

Hujan rintik-rintik

Masih dalam keadaan hujan rintik-rintik saya memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan seorang diri dengan berkendara motor bodol tanpa jas hujan, yang tentunya terasa sangat dingin oleh hembusan angin saat berkendara motor. Akan tetapi sudah tidak ada rasa kawatir dikarenakan nasi yang saya bawa sudah selamat diberikan kepada anak saya di pondok pesantren.

Terus berpacu dengan waktu

Singkat cerita !

Saya sudah hampir sampai di kampung nelayan tradisional. Tentunya waktu menjelang sore (Dalam hati berkata; Semoga saya selalu sabar dan selamat sampai kembali lagi kerumah. Sambil melihat langit yang mendung dan ada sedikit cahaya saat itu rintik hujan pun masih saja ada).

https://www.sukaratu.com/2020/12/berangkat-pagi-pulang-malam-kehujanan.html
Berhenti sejenak, posisi tetap di atas motor

Berhenti sejenak posisi tetap di atas motor

Kita selaku hamba Allah tidak terlepas dari tes serta cobaan, ini menggambarkan fakta cintanya Allah terhadap hamba- Nya, cobaan serta tes itu bisa berbentuk bencana ataupun kesenangan, namun yang hendak kita bicarakan dalam permasalahan ini merupakan pembahasan tentang tabah.

Hingga perihal ini berkenaan dengan tes serta cobaan dari Allah yang berbentuk cobaan dikala terjebak hujan sendirian serta hari juga mulai malam. Dari seluruh berbagai penderitaan ataupun musibah sehingga selaku seseorang yang mempunyai tanggung jawab atas keluarganya. Kita di tuntut untuk berlaku tabah supaya kita tidak terjerumus kelembah kehinaan serta kebinasaan.

Tabah itu ialah bagian dari akhlak yang sangat utama, yang di butuhkan seseorang dalam menghadapi permasalahan dunia ataupun permasalahan akhirat. 

Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Menyedihkan tapi harus tetap sabar

Kampung nelayan tradisional

Ya ! Di depan adalah kampungnya para nelayan tradisional, yang berlokasi di Genteng, Pusakaratu, Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Indonesia. Asian Tenggara. Alamat yang lengkap pokoknya, hehehehe . . . . . . . .

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Perkampungan nelayan tradisional | Genteng, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat.

Sudah sampai di kambung nelayan

Singkat cerita saya pun sudah sampai dikampung nelayan tradisional. Sekitar pukul: 17.30 WIB. Saya diberi kopi diruhnya, setelah saya bertemu dengan nelayan yang menjual ikan asin. Tempat biasa saya belanja ikan asain.

Tak lupa saya melihat-lihat perahu para nelayan yang sudah bersandar di pinggiran sungai. Berikut ini photo-photo perahu nelayan tradisional.

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Perahu nelayan tradisional | Genteng-Pusakaratu-Subang-Jawa Barat

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Perahu nelayan tradisional | Genteng-Pusakaratu-Subang-Jawa Barat

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Lokasi penyandaran perahu nelayan tradisional | Genteng-Pusakaratu-Subang-Jawa Barat

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Tempat penyandaran perahu nelayan tradisional | Genteng-Pusakaratu-Subang-Jawa Barat

Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Sungai tempat menyandarkan perahu nelayan tradisional | Genteng-Pusakaratu-Subang-Jawa Barat-Indonesia.

Menunggu hujan reda sambil ngopi

Setelah saya membayar blanjaan, saya melanjutkan minum kopi bersama pemilik rumah taklain rumah nelayan tradisional yang ada di Kampung Genteng-Pusakanagara-Kabupaten Sybang-Jawa Barat-Indonesia.

Sudah beberapa jam saya ngobrol sambil minum kopi. Akantetapi hujan tidak juga berhenti, akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja walaupun tetap kehujanan, dikarenakan kawatir terlalu malam nantinya diperjalanannya.

Bergegas saya membereskan belanjaan saya, tentunya yang paling utama ikan asin jangan sampai kehujanan. Apa boleh dikata, pemilik rumah tidak memiliki jas hujan hanya ada kantong plastik untuk membungkus ikan asin supanya aman tidak kehujanan.

Terpaksa menerjang hujan

Akhirnya saya sudah berkendara dengan suasana hujan dan angin yang terasa tingin di malam hari. Dengan pelan dan berhati-hati berkendara yang sangat dingin. Singkat cerita ! Disaat ada luba tak sengaja motor menerjangnya,,,Djeduk ! Eh lampu motor malah mati.

Tetap melanjutkan perjalanan dengan suasana gelap, hujan, dingin dan ditambah lampu motor yang tidak bisa nyala kembali. Dengan sangat hati-hati, pelan-pelan yang di utamakan adalah selamat. Oh iyah kenapa lampu motor tidak diperbaiki dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ? Jawabannya uang saya tersisa Rp.3000,- jadi tidak mungkin cukup untuk memperbaiki lampu motor.

Saya terus melanjutkan perjalanan supaya tidak terlalu malam begitu samapi rumah. Singkat cerita diperjalanan saya selamat sampai rumah walau pun dengan pelan berkendara. Pukul:20.34 WIB. Saya sampai kerumah masih dalam keadaan hujan sepanjang jalan hingga sampai kerumah terus diguyur hujan.

Berikut adalah photo kendaraan motor saya begitu sampai di rumah.

Menyedihkan tapi harus tetap sabar
Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar

Ungkapan terimakasih

Saya ucapkan terimaksih kepada teman-teman sekalian yang sudah sudi membuang waktunya untuk membaca cerita saya yang tiada lain tidak ada gunanya. Jika teman-teman masih bersedia untuk membaca. Bisa baca cerita berikut ini Ridha Terhadap Ketentuan Allah | Bersama Motor bodol 

Tidak lupa saya mohon maaf atas segala kekurangan saya yang jauh dari kata sempurna.

Menyedihkan tapi harus tetap tegar
Keadaan kendaraan sudah pulang dengan selamat pkl 20:34 WIB
.

0 Response to "Berangkat pagi pulang malam kehujanan | Menyedihkan tapi harus tetap sabar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel