Wangsa W Dalam Kisah Nyata | Jumat Kliwon 2004

Wangsa W. Dalam Kisah Nyata

Ini adalah kisah nyata' yang penulis dapatkan dari seorang narasumber yaitu Wangsa W (Wangsa Wijaya) namanya. Menurutnya ini suatu pengalaman pribadi beliau yang tidak mau disebut Bapak ataupun dengan sebutan Saudara" Jadi kepingin disebut namanya saja yaitu dengan sebutan Wangsa W. Sebelum saya menuliskan cerita ini narasumber menegaskan! Percaya beli percaya sabodo teuing (percaya tidak percaya terserah kepada pembacanya).

https://www.sukaratu.com/
Wangsa W  Dalam Kisah Nyata | Jumat Kliwon  2004


Ok . . .'' langsung mulai saja cerita dari narasumber Wangsa W (Wangsa Wijaya)_Sewaktu Wangsa memiliki bojo Karang Jaya - Indramayu' Wangsa sebagai pedagang tahu untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tahu yang Wangsa jual bukan tahu gejrot atau pun tahu jajanan lainnya, tapi" Tahu dijual tahu sayur 'tahu yang biasanya dimasak untuk lauk pauk saat makan dan biasanya tahu yang dijual di pasar menjelang awal hari.

Jika tahu tersebut tidak habis' sisanya Wangsa jual dengan cara keliling kampung, sasaran utamanya adalah mengisi warung sembari menawarkan tahunya kepada Ibu-Ibu dikampung semoga saja dengan menawarkan tahu kepada Ibu-Ibu yang ada dikampung-kampung tahunya cepat habis terjual. Dan tidak di pungkiri Wangsa juga sudah memiliki beberapa pelanggan setia menunggu kiriman tau dari Wangsa, dan pastinya pelanggan kebanyakan Ibu-Ibu kalau urusan tahu mentahu untuk lauk pauk keluarganya, hehehehee . . . .Akalnya Wangsa jualan tahu supaya laris juga cepat terkenal, kalau Ibu-Ibu tanya ini tahu apa ? Wangsa jawab" Sebut saja ini namanya tahu Growong.

Hari berganti minggu, singkat cerita' Tahunya Wangsa laris dan juga terkenal dengan julukan tahu Growong, padahal semua tahu sama saja dalam artian sama-sama belanja dari pasar / Sukaseneng nama pasarnya, hehehehe . . .!

Banyak orang yang sama-sama jualan tahu akan tetapi tidak selaris tahunya Wangsa. Bahkan dikampung tempat Wangsa berkeliling jualan tahu, warga setempat pun banyak yang jualan tahu sampai bertanya kepada Wangsa' belanja tahunya dimana sampai laris banget dan namanya tahu apa ?

Wangsa menjawab" didalam tahunya ini semuanya sama, namun supaya mudah di ingat dan mudah di kenal sama Ibu-Ibu beri nama pada tahunya yang unik seperti tahu punya wangsa yaitu tahu Growong, kalau belanja sih di setiap pasar pasti ada tahu ini cuma akal-akalan Wangsa saja tahunya dikasih nama tahu Growong, namanya juga orang dagang supaya laris jadi Wangsa tahunya dengan sebutan tahu Growong supaya mudah di ingat oleh ibu-ibu yang beli tahu. Singkat cerita . . .

Jumat Kliwon, Tahun 2004

Sudah 6 Bulan Wangsa jualan tahu dengan rutin selalu laris dan habis terjual. Pada suatu hari tepatnya hari Jumat Kliwon, Tahun 2004 untuk bulan Wangsa terus terang tidak mengingatnya. Kalau adanyang bertanya pada Wangsa kenapa kejadian ini sampai sekarang Wangsa masih mengingatnya" Wangsa jawab, dikarenakan kejanian ini aneh dan tidak terlupakan hingga saat ini.

Diawali dari rutinitas Wangsa setelah dari pasar begitu menjelang pagi tepatnya habis subuh, Wangsa memulai keliling kampung untuk berjualan tahu. Nah ! Pada waktu itu tepatnya Jumat Kliwon sekitar jam 7 pagi. Wangsa keliling kampung tidak ada yang beli tahunya satu pun tidak seperti hari-hari biasanya.

Herannya pada saat itu ! Wangsa menawarkan tahu terhadap Ibu-Ibu yang biasanya belanja, akan tetapi sikap Ibu-Ibu tidak seperti biasanya, Ibu-Ibu semuanya terdiam ketika wangsa . . . Ibu tahu ? Tidak menjawab sama sekali Ya atau Tidak. Sedangkan semua Ibu-Ibu bersikap sama seperti tidak mendengar Wangsa atau pun tidak melihat Wangsa disaat Wangsa menawarkan tahu kepada Ibu-Ibu.

Nex ! Sobat pembaca' di saat Saya mengetik bulu kutuk jadi merinding soalnya Wangsa W memberikan ceritanya sudah di tulis dikertas lalu pulang ! Sebelum lanjut mendingan bikin kopi dulu y Sob' biar anget. Ok . . . lanjut !

Wangsa ngerasa anah dan heran, dalam hati Wangsa berkata' Apasih tahunya Wangsa tidak enak, apasih Ibu-Ibu sudah pada bosan dengan tahu Wangsa. Sunggu pada saat itu Wangsa ngerasa aneh sedangkan hari semakin siang sedangkan tahunya Wangsa belum laku satu pun tidak seperti hari-hari biasanya. Waktu semakin siang perutpun menagih janji untuk segera di isi makanan.

Akhirnya Wangsa berhenti di warung langganan Wangsa selain menawarkan tahu, Wangsa pun berniat untuk membeli nasi untuk memenuhi janji terhadap perutnya Wangsa yang selalu managih dengan teriakan krayak kruyuk begitulah teriakan perut jika sudah menagih janji. Herannya ketika Wangsa beli nasi'  Bu . . ! Wangsa beli nasi nya ? Ibu warungpun sikapnya sama seperti Ibu-Ibu yang lain tidak ada jawaban sama sekali. Sunggu heran pada hari itu Jumat Kliwon 2004, sepertinya semua orang tidak mendengar dan tidak melihat keberadaan Wangsa. Apa yang terjadi pada saat itu sampai sekarang pun Wangsa masih mengingat nya.

Keanehan terus Wangsa lalui hingga hampir Jam 11 siang tahu di dalam kotak masih banyak tak satu pun yang terjual dalam hati berkata Wah wah wah . , , bagai mana Wangsa dapat uang sedangkan tahunya masih utuh. Akhirnya Wangsa berniat akan pulang akan tetapi selalu terpikirkan kenapa tahunya  satu pun tidak laku, dari pada Wangsa terjatuh saat menganyuh sepedah sambil melamun mendingan berhenti sejenak di tempat yang sepi tepatnya meneduh di bawah pohon beringin besar dekat pintu sipon (pintu air) sambil memikirkan keanehan yang sedang terjadi. Kalau dikatakan melamun bisa jadi sih . . .

Tidak lama kemudian tiba - tiba datang seorang Kakek langsung bertanya kepada Wangsa kenapa melamun, sontak Wangsa terkejut dikarenakan Wangsa pastikan tadinya sama sekali tidak terlihat orang lain selain Wangsa. Jujur' Wangsa tidak tau asal kedatangan si Kakek dari arah mana dengan kambingnya yang Kakek kembalakan. Kambingnya banyak kenapa Wangsa tidak tau arah kedatangan si Kakek aturan dengan kambing sebanyak itu dari kejauhan sudah terlihat kedatangannya si Kakek.

Wangsa tidak terlalu menghiraukan dari mana Kakek datang' Akhirnya Wangsa menjawab pertanyaan si Kakek ? "Wangsa menceritakan semua yang telah terjadi di kala Wangsa jualan tahu hari ini tahu tidak laku satu pun tidak seperti hari biasanya yang selalu laris". Akhirnya si Kakek mengangguk pertanda si Kakek mengerti apa yang di utarakan oleh Wangsa.

Kemudian setelah Wangsa selesai bercerita si Kakek mengeluarkan bekal makannya yaitu cuma nasi putih berwadahkan rantang, si Kakek memberikan sebagian nasinya untuk Wangsa dengan berbungkuskan daun jati, akhirnya dengan malu - malu Wangsa menerima nasi pemberian dari si Kakek, emang nyatanya Wangsa lapar. Akhirnya makan bareng bersama Kakek, kalau kakek menggunakan rantang miliknya sedangkan wangsa menggunakan daun jadi untuk wadah nasinya.

Selesai makan si kakek berbicara kepada wangsa jangan pulang dulu kembalilah berdagang banyak pelanggan yang menunggu untuk membeli tahu. Wangsa pun dari pada pulang tidak membawa uang akhirnya wangsa mengikuti saran dari sang kakek kembali berdagang. Ketika Wangsa sudah menganyuh sepedah wangsa terpikirkan siapa kakek tadi ko baik, untuk memastikan kakek itu siapa wangsa berhenti sekitar 15 meter dari tempat makan bareng bersama si kakek.

Ternyata si kakek sudah tidak ada bersama kambingnya yang banyak, wangsa terheran kemana sikakek bersama kambing-kambing nya, tapi wangsa tidak terlalu menghiraukan kemana si kakek, wangsa melanjutkan tujuan yaitu kembali berdagang. Setelah sudah kelokasi berdagang tenyata ucapan si kakek benar, Wangsa sudah ditunggu pelanggan untuk benbeli tahu nya Wangsa.

Para Ibu-Ibu pun bertanya dari mana saja di tunggu tahunya dari pagi siang baru nonggol ? "Wangsa menjawab dari pagi sudah datang Ibu-Ibu nya saja titawarin tahu pada diam saja bahkan Ibu warung pun  diam saja ketika Wangsa mau sarapan.

Semua Ibu-Ibu tidak percaya bahwa Wangsa sudah keliling di waktu pagi karena tidak ada yang menyaksikan bahwa wangsa datang seperti biasanya jam 7 pagi menurut ibu-ibu wangsa baru datang jam 11 siang bahkan tukang warung pun tidak merasa ada kedatangan wangsa untuk beli sarapan.

Rangkum Cerita

Dipagi hari biasanya jam 7 pelanggan sudah menunggu, tetapi kala itu"seperti wangsa tidak terlihat oleh semua orang. Setelah di kasih makan bersama sang kakek di tempat yang sepi di bawah pohon beringin dekat pintu air sipon, kemudian sang kakek menyarankan Wangsa untuk kembali berjualan barulah wangsa terlihat oleh ibu-ibu sekitar jam 11 siang. Entah apa yang terjadi dikala itu Wangsa pun tidak tau dan sampai sekarang tidak lagi ketemu sama sang kakek padahal wangsa sampai sekarang masih sering melewati tempat ketika bertemu sang kakek.

Kira nya sekian cerita dari Wangsa W (Wijaya).

Percaya tidaknya kembali kepada pendapatnya masing-masing, penulis hanya berpesan berpikirlah secara logis.

    0 Response to "Wangsa W Dalam Kisah Nyata | Jumat Kliwon 2004"

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel