Kesabaran Nenek Cileng Selaku Orang dagang Bongko

https://www.sukaratu.com/2021/02/kesabaran-nenek-cileng-selaku-orang.html


Kesabaran Nenek Cileng Selaku Orang dagang Bongko

Iktikad dari Cileng disini merupakan nama dari si nenek, yang aku kunjungi kerumahnya serta aku juga sekaligus memohon izin kepada sang nenek hendak aku tulis kehidupan nenek selaku postingan diblogg aku, syukurlah nyatanya nenek Cileng bersedia, buat aku tulis diartikel ini.

Bisa jadi sebagian sahabat pembaca bertanya apakah bongko itu? Yang diartikan dengan bongko merupakan sesuatu santapan yang dibuat dari bahan beras yang di bungkus memakai daun pisang dengan metode digulung, serta daun pisang yang di gunakan juga jangan asal daun, sebab tidak seluruh daun pisang dapat buat di jadikan proses membuat lontong, sedangkan daun yang di gunakan buat membuat lontong harus dari daun pisang biji ialah pisang yang terdapat biji di dalam pisang tersebut, dapat pula memakai daun pisang saba, sebab daun dari pisang tersebut sangatlah kokoh buat pembungkus ataupun buat proses membuat bongko / lontong.

Bila memakai daun pisang tidak hanya pisang batu (pisang biji) serta pisang saba contohnya bila memakai daun pisang muli ataupun daun pisang tidak hanya kedua pisang yang sudah disebutkan diatas tidak hendak dapat buat dijadikan pembungkus buat bongko lontong.

Umumnya bongko / lontong di sajikan pada pagi hari buat makan pagi dengan di tambahkan sayur lodeh atau pun mumbu lengko dan di tambah mie putih dan kerupuk serta pula kacang Hendak namun ulasan saat ini bukan tentang makanan ataupun juga santapan namun ulasan kali ini yaitu tentang nenek Cileng ialah tentang.

Nenek Cileng senantiasa bersyukurlah dengan seluruh yang di upayakan dengan sisa tenaga yang makin hari terus menjadi melemah disebabkan aspek umur yang terus berpacu, dengan apa pun pekerjaannya nenek Cileng senantiasa mencari duit dengan menjual lontong di pagi hari. apresiatif Inilah metode nenek Cileng tiap har selaku santapan buat makan pagi, terkadang duit yang diperoleh buat sebagian waktu ini apalagi lebih sedikit duit yang di peroleh nenek Cileng.

Berikutnya dikala ini lagi terjalin pandemi Coronavirus Crown. Memanglah jangan merengek, sebab bila kita kerap mengomel hingga hendak memperparah kondisi. Sebaliknya nenek Cileng selaku orang dagang semenjak dahulu tidak memperoleh dana dorongan modal yang telah diresmikan dari pemerintah yang sebesar dua juta empat ratus ribu.

Saat sebelum melanjutkan izinkan aku buat menyongsong para pengguna komposisi aku yang tidak bermanfaat. Sahabat yang terkasih apa berita Idealnya reaksi yang pas merupakan cocok yang aku perkirakan tepatnya, datanya kamu seluruh sehat sehat saja. Buat sahabat yang hidup dalam kondisi ekonominya yang lebih dari yang diduga. Begitu pula andal menampilkan batas teman yang keadaan perekonomiannya tidak begitu sempurna. Jalani apa juga supaya tidak sangat terbayang buat waktu yang terbuang di dalam beban ke hidup lanjutkan dengan hidup Kamu sebagaimana mestinya. Hidup dikala ini merupakan realitas.

Lanjut kecerita nenek Cileng Selaku Orang dagang Bongko

Meski Nenek Cileung tidak memperoleh dorongan modal yang sejumbelah dua juta empat ratus ribu rupiah, tetapi Nenek Cileng yang senantiasa menyerahkan keyakinan serta memenuhi keyakinan kepada Allah, nenek Cileng mengatakan Insya Allah menghasilkan kepercayaan kepada Allah merupakan gampang untuk nenek Cileung buat menyerahkan tiap permasalahan kepada Nya, buat menyimpan kepercayaan Nya serta menggenggam penegasan Nya.

Sesungguhnya nenek Cileng sangat berharap buat memperoleh dana dorongan modal yang spesial diberikan kepada para orang dagang hendak namun nenek Cileung tidak ingin banyak keluhan sebab kawatir hendak terdapatnya keributan/ rusuh hingga dari itu nenek Cileng dikala ini cuma dapat pasrah meski pemasukan dari jualan bongko cuma berjualan di pagi hari saja, sebab bongko/ lontong biasanya orang kampung cuma buat makan pagi/ diwaktu pagi saja.

Aku memahami nenek Cileng telah lumayan lama, nenek Cileng serta suaminya ialah kakek Waslam sangat baik. Bila saya berkunjung kerumahnya meski saya tidak bawa buah tangan/ tidak bawa apa-apa. Nenek Cileng beserta kakek Waslam senantiasa baik kepada saya dengan membagikan saya kopi serta santapan seperti tamu.

Saya terkadang merasa malu kepada diri aku sendiri, sebab saya cuma tiba berkunjung tidak bawa apa-apa buat nenek Cileng serta kakek Waslam. Sebutan perjuangan hidup tidak memahami hendak batasan umur kakek Waslam serta Nenek Cileng, masih senantiasa semangan buat memadai kebutuhan hidupnya, meski tidak memperoleh dana batuan modal buat berdagang yang jumblahnya dua juta empat ratus ribu rupiah.

Sebaliknya buat memadai kebutuhan hidup, tiap hari Kakek Waslam biasanya mencari ikan ataupun belut dipesawahan buat dijadikan laukpauk kala makan, bila lagi beruntung Kakek Waslam memperoleh banyak ikan terkadang dapat belut yang nantinya dapat di jual ke pada tetangganya, itu pun kadang-kadang, sang Kakek dengan tenaga terus menjadi melemah sebab aspek umurnya masih wajib mencari kayu dikebun buat bahan bakar untuk pawon yang di jadikan perlengkapan buat memasak bongko/ lontong.

Bisnis Kecil Azot Susila:

Sebaliknya bagi nenek Cileng buat memasak bongko/ lontong wajib memerlukan selama 4 jam, jadi wajib memerlukan banyak kayu. Jadi bayangkan saja berapa kayu bakar yang wajib dibutuhkan buat memasak lontong/ bongko sepanjang 4 jam, sang Kakek meski telah menjadi kakek-kakek masih mampuh mengetir sepedah motor walaupun juga motor bodol, masih kokoh buat mengangkat kayu bakar dari hasil mengumpulkan dari kebun, apalagi terkadang kayu bakarnya wajib dibeli jika pemilik kebun tidak bersedia bila kayu rencek / kecil-kecil di pungut secara geratis.

Sebaliknya Nenek Cileng di rumah yang kondisi rumahnya telah sangat tua yang cuma beralaskan tanah, Nenek Cileng mempersiapkan proses membuat lontong yang nantinya akan di masak di saat sore hari mulai dari jam 6 sore hingga jam 10 malam buat dijual dipagi harinya. Buat mempersiapkan dagangannya sang nenek jam 2 malam telah bangun, sebab wajib memasak sayur lodeh, serta bubu bongko buat dipersiapkan pada dagangannya biar masih hangat dikala pembeli mulai tiba jam6 pagi.

Mendengar statment dari nenek Cileng yang tiap harinya bekerjakeras serta senantiasa bangun jam2 malam, aku merasa malu kepada diri sendiri yang bangun tidur senantiasa siang. Dengan terdapatnya postingan ini sesungguhnya dengan penuh harap kakek Waslam memperoleh dorongan berbentuk gerobak dorong buat jualan, sebab dikala ini yang berjualan cumalah Nenek Cileng dengan memakai meja depan rumah itu pun hanya di pagi hari saja, sang Kakek  mempunyai rencana bila memperoleh gerobak dorong dapat buat berjualan keliling setiap hari, jadi dengan metode semacam itu dapat buat menaikkan pemasukan yang saat ini masih berjualan pada meja di waktu pagi saja, sebab tidak mempunyai gerobak dorong buat juawal keliling.

Rasanya sekian coretan dari aku bila bersedia tinggalkan jejak serta bila tidak berken abaikan saja.



0 Response to "Kesabaran Nenek Cileng Selaku Orang dagang Bongko"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel