Ruangan Imajinasi Jelas Bukan Persepsi

Ruangan Imajinasi Jelas Bukan Persepsi

Untuk ruangan, itu jelas.  Ruangan imajinasi jelas-jelas bukanlah persepsi. Meskipun demikian, karena kasus-kasus khusus tertentu menimbulkan beberapa kesulitan kita harus menguraikan suatu pembicaraan umum dari permasalahan itu. Apa bila saya mengingat teman saya dengan tiba-tiba, saya akan melihatnya sedang mengenakan stelan putih abu-abunya dalam berbagai posisi.

https://bit.ly/3n9ZSjP

Tetapi sepanjang waktu dia tidak akan muncul pada saya di suatu tempat khusus tertentu. Hal ini tidak terjadi karena setiap penetapan khusus tertentu adalah salah, karena teman saya tidak memiliki kualitas-kualitas posisi tertentu. Tetapi, spesifikasi-spesifikasi topografis tidak lengkap atau mengalami kekurangan secara menyeluruh.

Kita mungkin canderung mengatakan bahwa teman tampil pada saya, dengan tangan saya. Beberapa deskripsi yang dibuat oleh subjek-subjek yang berpendidikan (dalam berbagai investigasi para psikolog Wurzburg atau M.Spaier) menyebutkan lokalisasi-lokalisasi yang dinyatakan tanpa bukti ini. Tetapi untuk menemukan kesalahan-kesalahan subjek itu mudah dengan mengakui sebenarnya bahwa teman muncul pada sisi kiri pada sisi kanan kursi malas yang sesungguhnya ada di depan saya.

Lokalisasi ini kemudian pasti menyesatkan dan pura-pura. Penjelasannya adalah bahwa agar teman tampil sebagai imajinasi kita harus menghidupkan kesan-kesan kinestetis tertentu yang menyadarkan kita akan gerakan-gerakan tangan, bola-bola mata kita dan sebagainya. Telah kita coba untuk mendeskripsikan proses penghidupan ini dalam bagian dari artikel ini.

Kini di samping kesan-kesan lain yang tergolong dalam organ sama yang mempertahankan kesan kinestetis tetapi bermakna dan yang tiba pada kesadaran kita sebagai instruksi-instrujsi yang demikian banyaknya menyangkut tangan kita, mata kita. Kesan-kesan yang terakhir ini begitu dekatnya sehingga mereka membangun dirinya sendiri di sana secara tersembunyi.

Misalnya, saya dapat menginterpretasi dengan sangat baik gerakan-gerakan bola mata saya sebagai bentuk Z yang statis yang mengharuskan kita untuk memahami bahwa saya tersebut yangn datanng pada saya sebagai kontraksi otot orbikular (orbicular) dan dari putaran mata berlawanan dengan orbit-orbit. Tetapi wilayah lain dari orbit-orbit itu, otot-otot superciliary, dan sebagainya, mensuplai saya dengan kesan-kesan kinestetis sehingga analog motor tidak dapat memisahkan dirinya dengan lengkap dari lingkungan kinestetisnya.

Oleh karena itu, karena kontaminasi maka timbul lokalisasi lateral dan spontan dari objek sebagai imajinasi yang merupakan alasan mengapa saya menempatkan objek itu pada posisi kiri dan posisi kanan, atas atau bawah. Namun spesifikasi-spesifikasi spasial ini meskipun bisa menutupi karakter tidak riil dari ruang yang dibayangkan, sama sekali tidak dapat memenuhi syarat objek tidak riil.

Membuang Berbagai Lokalisasi Palsu

Apa bila kita membuang berbagai lokalisasi palsu ini akan lebih mudah bagi kita untuk memahami sebuah karakter kedalamannya. Teman sebagai sebuah imajinasi yang muncul pada saya dalam jarak tertentu. Di sini kontaminasi analog motor oleh lingkungannya tidak dapat berfungsi sebagai penjelasan yang valild. Tetapi lebih lanjut apakah teman berada pada jarak tertentu darai saya?

Ini tidak mungkin dia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan saya karena dia tidak riil, dia berada tidak lebih dari 40 yard dari saya. Akan kita katakan bahwa dia muncul pada saya seolah-olah saya melihatnya dalam jarak 4 yard?

Tetapi pada saat saya membentuk teman sebagai sebuah imajinasi saya sama sekali tidak berpikiran bahwa saya melihat teman, bahwa saya mencoba menempatkan diri dalam komunikasi langsung secara mutlak. Teman tidak berada pada jarak empat yard dari siapa pun, apa bila dia berada pada jarak empat yard dari saya dia akan memiliki ukuran dan aspek perseptual, hanya itu.

Ini merupakan sebuah kualitas absolut. Tetapi pada sisi lain, setiap kualitas absolut ini bersumber pada suatu penampilan objek yang masuk akal, yang oleh karenanya dari sebuah kualitas relatif, imajinasi itu tidak menciptakan syarat-syarat ekstensi absolut bagi objek imajinasi itu membawa kualitas yang masuk akal pada kualitas absolut, namun tanpa mengosongkan relativitas esensial mereka. Dari sini biasanya timbul suatu kontradiksi yang tidak menyolok karena karakter yang keliru dari objek yang tidak riil.

Dalam Persepsi

Saya telah menhubungkan pada teman saya tinggi absolut dan jarak alamiah dalam kaitannya dengan saya. Konsekuensinya ketika saya mereproduksi teman saya sebagai sebuah imajinasi saya memberikan tinggi mutlaknya dan jarak alamiahnya kepadanya. Namun kualitas-kualitas ini tidak lagi muncul sebagai hubungan-hubungan antara teman dan objek-objek yang lain, kualitas-kualitas itu telah menjadi karakteristik intrinsik objek.

Hal ini sangat benar sehinggasaya dapat memproduksi sebagai imajinasi teman saya Q. Yang sangat pendek dengan kependekan dari tingginya dan jaraknya yang absolut dan melakukan dari tingginya dan jaraknya yang absolut dan melakukan hal itu tanpa menimbulkan objek apa pun dalam hubungan yang mengetahui kependekan itu. Dalam persepsi saya tidak pernah mengetahui apakah objek itu besar atau kecil kecuali kalau saya memiliki alat untuk membandingkannya dengan objek-objek lain atau membandingkannya dengan diri saya sendiri.

Akan tetapi objek itu sebagai sebuah imajinasi membawa ke kecilannya dalam dirinya sendiri. Tidak pelak lagi bahwa dalam imajinasi itu saya bisa mengubah-ubah tinggi dan jarak berbagai objek. Tetapi apa yang berubah ketika misalnya saya membayangkan melihat seorang pria dalam jarak tersebut yang sedang datang ke arah saya, adalah kualitas-kualitas internal pria tidak riil itu. Warna kulitnya, visibilitasnya, dan jaraknya yang absolut. Tidak bisa dikatakan bahwa jaraknya dengan sayalah yang tidak bisa eksis.

Analisis Telah Menentukan Kita

Analisis ini telah menentukan kita untuk mengenal bahwa ruangan sebagai imajinasi memiliki karakter yang jauh lebih kualitatif dari pada ekstensi (extensian) perseptual. Semua penetapan spasial sebuah objek sebagai sebuah imajinasi menghadirkan dirinya sebagai hak milik absolut.

Ini sesuai dengan yang telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa sangatlah mungkin untuk menghitung tiang-tiang pantheon sebagai sebuah imajinasi. Ruangan dari objek yang tidak riil tidak memiliki bagian-bagian. Akan tetapi, apakah ese est percipi-nya berkeley tanpa kecuali tidak mempertahankan semua objek yang tidak riil dan seandainya demikian, apakah itu tidak berlanjut bahwa kesadaran tidak dengan jelas memberikan ruang ini tanpa bagian-bagiannya pada objek-objek yang tidak riil?

Kenyataannya adalah bahwa kesadaran tidak menyatakan apa pun secara jelas tentang ruang yang tidak riil, objeklah yang ditangkapnya dan objek itu sensiri menghadirkan yang ditangkapnya dan objek itu sendiri menghadirkan dirinya sebagai suatu kesatuan yang konkret yang mencakup ekstensi bersamaan dengan kualitas-kualitas lain. Oleh karena itu, ruang dari objek itu adalah ruangan yang tidak riil sama seperti warna atau bentuknya.

Mari Kita Andaikan

Sekarang mari kita andaikan bahwa saya memproduksi sebuah imajinasi teman di dalam ruangannya di jalan blok F. Disini pertayaannya lebih rumit karena sebuah spesifikasi ruang topografis ditambahkan pada ekstensi absolut objek tidak riil. Pengamatan kita pada kasus ini adalah bahwa lokalisasi ini dibentuk oleh intensi khusus yang ditambahkan pada intensi-intensi imajinatif sentral. Itu merupakan sebuah spesifikasi tambahan. Bisa terjadi bahwa tanpa spesifikasi ini objek tersebut mungkin muncul pada saya dengan atmosfer spasial yang samar-samar, taman secara samar-samar, dikelilingi oleh ruangannya.

Tetapi yang belakangan ini yang samar-samar tercangkup dalam analog efektif, tidak dinyatakan dengan eksplisit. Untuk ruangan tersebut, agar dalam kenyataannya bisa ditentukan sebagai wadah bagi teman, ruangan itu harus menjadi korelatif sebuah tindakan dari suatu pernyataan yang spesifik yang disatukan secara sintesis pada tindakan kesadaran yang membentuk teman sebagai imajinatif.

Tetapi sekali pernyataan ini dibuat ruang yang muncul itu tidak muncul dalam hubungan-hubungan dengan ruangan riil yang saya tempati. Sebuah perasaan arah yang samar-samar yang tidak dengan kuat menemani objek hampir tidak dapat diperhatikan. Sebaiknya ruangan itu biasanya tampil dengan proporsi normal atau secara lebih spesifik lagi ukuran alamiahnya, tidak pernah ditempatkan dalam kaitannya dengan ruangan riil saya, seandainya hal itu terjadi jarak tubuh saya setidak-tidaknya tergambarkan dalam perspektif secara garis besar.

Karena ruangan itu tidak tampil pada saya disini, di mana saya berada, melainkan berada yang jauh disana, dimana seharusnya dia berada. Dalam realitas ruangan itu ditempatkan untuk ditujukan pada teman saya sebagai lingkup sekelilingnya, sebagai lingkungan pergaulannya. Ruangan itu tentu saja tidak bisa dijadikan kuallitas intrinsik teman dan juga tidak memiliki relasi eksternal yang betul-betul berdekatan dengan teman. Karena diproduksi oleh sebuah intensi sekunder yang hanya memiliki makna dalam hubungannya denan intensi sentral, ruangan itu mungkin disebut sebagai sebuah perlengkapan objek utama.

Pada dasarnya ruangan itu tentu saja merupakan ruangan riil yang saya lihat, sama seperti saya melihat teman yang riil. Tetapi ruangan itu hadir sebagai ruangan yang tidak hadir dan pada saat yang sama karakter teman sangat berubah karena hubungan eksternal dari kontak yang menyatukan ruangan itu pada teman ditransformasikan kedalam sebuah hubungan internal perlengkapan.

0 Response to "Ruangan Imajinasi Jelas Bukan Persepsi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel