WANGSA WIJAYA DALAM KISAH NYATA KETEMU KALONG WW

Wangsa w_Kisah ini "sudah cukup lama" sekitar tahun 1993, sebagai mana biasa Wangsa kerjaan rutin setiap malam jika jam 02;00 malam, berangkat ke pasar "untuk berbelanja sayuran". Jarak dari rumah kepasar adalah, sekitar 5 km.

Biasanya kalau berangkat kepasar ada 4 orang, dan kegiatan itu pun ruti setiap berangkat kepasar selalu ber 4. Intinya sih supaya banyak teman di dalam perjalan supaya bisa menghilangkan rasa takut juga, dikarenakan di kala itu jalanan masih ancur / belum di beton, dan listrik pun belum masuk desa.

Jika di tengah perjalanan biasanya banyak anjing yang menghadang, apa lagi perjalanan kepasar harus melewati 2 area pemakaman, yang di kala itu masih seram / di bilang angker dan basih banyak pohon-pohon besar di area pemakaman tersebut.  Dan jika hujan jalanan pasti gebal / belet sulit untuk melintas.

(tapi sekarang jalanan sudah bagus / dibeton dan area makam pun sudah ada penerangan, lampu listrik. Tetapi pemakaman tersebut masih juga seram, kalau dulu seram karena masih banyak pohon besar dan takut banyak anjingnya / bisa juga dikala itu takut sama setan / kuntilanak / wewe gombel dan pocong serta sejenisnya. Dijaman sekarang takutnya sangat berbeda dikarenakan "di jadikan tempat maksiat mabok, dan tempat pacaran bisa juga jinah).

Read also:

Lanjut kecerita ketemu kalong WW

Dikala itu, sedang musim hujan, pastinya perjalanan menuju pasar sangatlah sulit. Sebelum berangkat kepasar biasanya pada kumpul di tempat biasa berkumpul sebelum berangkat. Akan tetapi pada masa itu di tempat biasanya berkumpul untuk star berangkat kepasar tidak ada satu orang pun yang nongol.

Akhirnya, sesuai kesepakatan "jika yang datangnya duluan wajib untuk mendatangi kerumahnya, jika belum datang tolong di samperin kerumah kawatir ketiduran"begitulah kesepakatan kita ber 4. Nah . . . lalu Wangsa datangi satu persatu kerumahnya 4 orang yang biasa berangkat kepasar untuk cepat bergegas berangkat kepasar, biasa jam 02;oo malam jika kepasar.

Rumah pertama wangsa datangi. Wangsa bertanya ayo pergi kepasar "jawabannya, sekarang lagi engga enak badan, jadi tidak pergi kepasar. Akhirnya Wangsa lewat.

Rumah ke 2 Wangsa samperin. Punten ini wangsa apakah sudah bangun "Jawaban dari pemilik rumah Y ! saya sudah bangun". Kata wangsa ayo kepasar ? Jawaban pemilik rumah, saya tidak pergi kepasar maleslah susah jalannya belok / gebal.

Dan untuk orang yang ke 3 oleh wangsa pun disamperin kerumahnya, tetapi tidak berniat pergi kepasar dan beralasan yang sama denga jawaban orang yang ke 2, jalannya gebal / belok di karenakan setelah hujan lebat.

Untuk orang yang ke 4. Pintu rumahnya wangsa dog-dog (pintu rumah digedor). ternyata sudah bangun ! Dan beralasan karena barang dagangannya masih ada, jadi tidak berangkat kepasar pula.

Akhirnya wangsa putuskan, untuk berangkat bersama ibunya wangsa (Mbok Sarni namanya). Mbok Sarni taklain ibu gandungnya wangsa yang di kala itu tidak bisa untuk mengendarai sepedah.

Lalu berangkatlah wangsa dan Mbok Sarni dengan satu sepedah. Wangsa yang menyetir sepedahnya, sedangkan Mbok Sarni yang membonseng. Jika ketemu jalanan yang sulit di lewati terpaksa harus berjalan kaki dan sepedah pun di tuntunnya bahkan terkadang sepedah harus wangsa panggul.

Di setengah perjalanan, tidak hanya harus melewati medan jalan yang berat dan juga gelap karena belum adanya listrik masuk pedesaan kala itu, dan alat untuk penerangan wangsa menggunakan oncor / obor yang terbuat dari bambu yang di isi minyak tanah dan bersumbukan kain.Dikala itu tidak ada orang lain yang melintas kecuali wangsa dan mbok sarni dengan satu sepedah.

Dikala itu ! Kalau hawa dingin tentunya, maka dari ituwangsa "jika kepasar tidak lupa membawa sarung". Jalanan yang sepi, becek dan juga gelap, hanya obor yang wangsa andalkan untuk penerangan di jalan.

Lagi pokus wangsa dan mbok sarni berjalan ternyata ada pohon besar yang tumbang menghalangi jalan. Wangsa tidak habis akal, sepedahnya wangsa angkat untuk melintasi pohon besar yang tumbang tersebut, kalau pohonnya yang di singkirkan dari jalan itu tidak mungkin karena pohonnya sangatlah besar.

Setelah berhasil melewati pohon yang tumbang, wangsa menoleh ke atas pohon besar yang tidak tumbang. Ternyata di atas pohon besar tersebut ada bentuk hitam yang bergoyang-goyang. Pastinya wangsa curiga dong sama bentuk hitam yang ada di atas pohon besar yang tidak tumbang itu.

Wangsa bertanya dalam hati, bayangan apakah itu ? Apakah banyangan rimbunnya daun atau banyangan ranting pohon yang besar. Wangsa bersama mbok sarni saling bertanya, apa itu bayangan hitam yang bergoyang-goyang di atas pohon.

Ketrika bayangan hitam yang ada di atas pohon besar itu sedang di pantangi oleh wangsa dan mbok sarni. Terlihatlah 2 nyala merah seukuran bola golp dengan beriringan seperti mata. Dan ternyata bayangan hitam tersebut hidup dan bersayap. Sudah besar di tambah merentangkan sayapnya jadi bertambah besar. Wangsa dan mbok sarni kaget sekaligus takut, di karenakan oleh makhluk besar yang tidak jelas itu ntah makhluk apa ?

Wangsa dan mbok sarni mendingan cepat pergi dan tidak menghiraukan makluk gak jelas itu. Ketika baru pergi beberapah langkah saja dengan gugupnya. Makhluk tidak jelas itu ternyata bisa terbang, melayang berputar - putar sekitar 2 meter di atas kepala wangsa dan mbok sarni.

Wangsa bertanya-tanya dalam hati makhluk apa itu ? Kaya kalong (kelelawar) tapi ko besar banget serta menyeramkan dengan bola mata yang menyala merah sebesar bola golp. Untungnya dari rasa ketakutan wangsa dan mbok sarni tidak pingsan dan terus memperhatikan makluk itu kawatir membahayakan (menyerang).

Ternyata benar saja" makhluk / kalong ( katakanlah kelelawar ) itu menyerang kearah mbok sarni, sepertinya akan menerkam. Sontak saja wangsa melindungi mbok sarni dari serangan kelelawar ( kalong besar ) itu. Dengan mengacungkan obor yang wangsa bawa, ternyata obor yang di bawa untuk penerangan jalan bisa di gunakan untuk melawan kalong ( kelelawar ) besar tersebut. Dengan mengacung-acungkan obor ke arah mukanya kalong tersebut.

Walaupun Wangsa juga takut, tapi wangsa tetap berusaha melawan kalong tersebut dengan obor demi melindungi mbok sarni yang akan di terkam oleh kalong. Wangsa terus memobat-mabitkan obor ke arah kalong dibarengi dengan teriakan Allahhuakbar - Allahhuakbar.

Untungnya kalong tersebut terbang menjauh dan meninggalkan wangsa dan mbok sarni, yang bikin wangsa heran ketika kalong ( kelelawar ) akan menghilang di barengi dengan ketawa terbahak dan suaranya seperti ketawanya manusia. Makhluk apakah itu ???

Wangsa pun selamat dan melanjutkan perjalanan kepasar. Setelah sampai dipasar wangsa bercerita sama orang2 yang ada di pasar. Namanya juga pasar tentunya banyak orang dan pendapat mereka pun beragam ada yang mengatakan makhluk tersebut kalong ww (wengwe), ada yang berpendapat drakula ada juga wewegombel.

Ntah apa makhluk itu, wangsa sama mbok sarni yang mengalaminya dan sayangnya wangsa tidak sempat kenalan sama makhluk aneh itu.

Penutup:

Itulah cerita nyata dari narasumber kita taklain adalah Wangsa W ( Wangsa Wijaya ) dan narasumber menegaskan percaya tidaknya adalah menurut pribadi masing - masing. Intinya narasumber hanya ingin berbagi cerita dari pengalaman pribadi dengan harapan bisa menghibur pembacanya. Jika suka . . . ya' di baca, jika tidak suka tinggalkan saja. Narasumber juga berharap "semoga tidak ada yang dirugikan dari cerita ini".

WANGSA WIJAYA DALAM KISAH NYATA KETEMU KALONG WW

WANGSA WIJAYA DALAM KISAH NYATA KETEMU KALONG WW


    • Salam manis
    • Salam bahagia
    • Salam sejahtera
    • Walaikum Sallam
    • And thank you.

0 Response to "WANGSA WIJAYA DALAM KISAH NYATA KETEMU KALONG WW"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel