Wangsa W | Dihadang Wayang Abang atau Golek Beureum part#2

Lanjutan dari narasumber Wangsa Wijaya yaitu Wangsa W | Dihadang Wayang Abang atau Golek Beureum part#1

Setelah selesai makan pimpinan mereka menghampiri Bpk Patra dan bertanya, semuanya berapa Pak? Dengan terheran- heran Bapak Patra pun menjawabnya Rp.500" untuk satu porsinya jadi semuanya Rp.2.000,-

Bapak Patra sebelumnya tidak ada dugaan bahwa mie gorengnya akan di bayar, bahkan Bpk Patra tadinya berpirasat uang hasil dagang nasi gorengnya akan dirampasnya karena segerombolan wayang abang menggadang perjalanannya ditempat yang sangat sepi.

Akhirnya Bpk Patra dan Mbok Sarni sangat lega dan bersyukur karena uang hasil dagang nasi goreng tidak dirampas oleh wayang abang bahkan empat porsi mie gorengnya dibayar semua oleh pimpinan wayang abang. Sedangkan uang yang diterima oleh Bpk Patra sebesar Rp.5.000,- yang seharusnya untuk 4 porsi mie goreng adalah Rp.2.000,- Pimpinan wayang abang mengatakan sisanya buat anak buahnya jika nanti minta mie goreng atau nasi goreng, akhirnya Bpk Patra pun mengerti maksud dari pimpinan Wayang Abang dan Bpk Patra dan Mbok Sarni pun pulang kerumah dengan selamat sekita lewat dari jam 02;oo. Nah barulah keesok paginya Bpk Patra dan Mbok Sarni bercerita kepada Wangsa dikarenakan wangsa adalah anak pertama dari 3 bersaudara, jadi cerita hanya kepada wangsa yaitu bercerita tentang kejadian semalam ketika diperjalanan menuju pulang.

Singkat Cerita. Biasa jika ada informasi akan ada hiburan dua hari sebelumnya Bpk Patra surpai dahulu untuk menentukan lokasi dan ciri untuk berdagang, dikarenakan dua hari lagi yang hajatan Bpk Kuwu Casmita di =Desa Kalensari, dengan hiburan jaipongan Cicih Cangkurileng yang sewaktu itu sangat ngetop bahkan sering tayang stasiun tivi TVRI. dengan lagunya yang lagi viral dijamannya yang berjudul Kacang Asin.

Singkat Cerita Dua Hari Pun Tiba Bapak Patra dan Mbok Sarni pun sudah bekerja menjual nasi gorengnya. Untuk perjalanan kali ini tidak begitu jauh karena hanya berselang satu desa saja yaitu dari Desa Sukawera ke Desa Kalensari, dan tuntunya sudah biasa mendoreng gerobak nasi gerengnya Bpk Patra dengan cara berjalan kaki dalam keadaan kondisi jalan yang masih buruk dIjaman itu.

Begitu sudah sampai dilokasi hajatan yaitu dirumahnya Bpk Kuwu Casmita sebagai kuwu Kalensari di masa itu ditahun 80an. Setelah malam tiba seperti biasa dagangan nasi gorengnya Bpk Patra laris manis tanjung kimpul"Dagangannya laris uangpun menjadi kumpul". Disaat lagi sibuknya melayani nasigoreng ternya datanglah 4 wayang abang memesan nasi goreng, dari ke4 wayang abang tersebut satu diantaranya orang yang menjegat dikala itu bersama pimpinan mereka. Kalau yang 3 sepertinya tidak ikut waktu mencekat Bpk patra dimalam itu.

Tidak banyak basa- basi satu diantaranya menghampiri Bpk Patra dan bilang bikinkan 4 porsi nasi goreng. Lantas Bpk Pun dengan segera menyiapkan nasi goreng untuk 4 wayang abang dikarenakan bos mereka sudah membayar nasigorengnya dikala malam itu di toang, setelah mereka selesai makan lalu berkata kepada Bpk Patra "Bpk nasigotrengnya sudah dibayarkan sama bos waktu ditoang" Bpk Patra menjawabnya Iya! Lalu wayang abang pun pergi dan syukurnya bpk patra tidak diapa-apakan oleh wayang abang.

Wangsa W | Dihadang Wayang Abang atau Golek Beureum part#2 >> Part#1

Seperti biasa jika sudah jam 12 malam Bpk Patra dan Mbok Sarni membereskan dagangannya untuk segera pulang kerumah dan kebetulan jalan yang dilewati juga masih sama harus melewati totoang yng dulu dicegat oleh wayang abang, karena Desa Kalen Sari sama Sukajaya itu satu arah kalau dari Desa Sukawera, gambarannya seperti ini Sukawera, Kalensari, Sukajaya. Singkat Cerita.

Dikala hendak melewati tempat yang sama yaitu toang Bpk Patra dan Mbok Sarni juga mulai waspada dan juga menenangkan diri kedua orang tua wangsa berharap demikian karena waktu pertama di hadang oleh wayang abang tidak dijahati atau dirambok malahan membeli 4 porsi mie gorengnya.

Ketika sudah sampai toang (jalan yang sepi) wayang abang pun ada dan menyuruh Bpk Patra dan Mbok Sarni berhenti kembali, cuman untuk kali ini tidak menanyakan nasi atau pun mie gorengnya akan tetapi pimpinan mereka menanyakan tadi di tempat hiburan apakah anak buah ku pada makan ? Jawab Bpk Patra Y ada 4 orang. Pimpinan wayang abang menanyakan lagi "lantas uang sang pernah saya berikan kepada Bpk kurang apa tidak untuk bayar nasi gorengnya? Jawab Bpk Patra cukup untuk 4 porsi nasigoreng adalah Rp.2.000,- bahkan masih ada lebihnya Rp.1.000,-.lalu pimpinan wayang abang menyuruh kedua orang tuanya wangsa melanjutkan perjalanannya dan merelakan uang yang tersisa Rp.1.000,-.

Setelah kejadian itu sesunghugnya terakhir kalinya Bpk patra melihat para wayang abang dikarenakan tidak lama kemudian ada yang namanya oprasi yang digelar oleh pemerintahan Bpk Soeharto dikala itu yang dinamakan oprasi sapujakat.

Selama oprasi sapujakat digelar banyak kabar walaupun kabarnya dikala itu hanya dari mulut kemulut dengan kabar wayang anu sudah ditangkap didaerah anu, wayang sianu juga sudah ditangkap dirumahnya, kalau wayang sianumah ditembak mati karena melawan. (sesungguhnya saya diberitau nama-nama wayang tersebut akan tetapi saya tidak mau untuk menulisnya, tentunya bukan tanpa alasan).

Dengan adanya oprasi sapujagat dijaman pemerintahan Bpk Soeharto semua kampung menjadi aman hingga saat ini, bahkan bukan hanya sapujagat tetapi adajuga yang namanya Tekab. (Sedikit penjelasan oprasi sapu jagat kalau dijaman sekarang sama halnya dengan Buser sedangkan Tekap kalau jaman sekarang kaya Intelejen, kira- kira seperti itu kalau salah ya tolong di belutkan).

Informasi yang saya dapat tentang wayang abang yang baru saya peroleh dari kakek yang tinggal di desa sebelah. Menurut kakek yang saya datangi target dari aksi Wayang Abang tidak ngasal milih korban tetapi targetnya hanyalah orang- orang yang benar- benar kaya/ banyak uang, sawah, kebun dan ternak.

Sedangkan untuk aksinya yang pertama dilakukan adalah meminta jatah dengan cara mengirimkan surat kepada orang- orang kaya yang telah ditentukan dengan cara mengirimkan anak buahnya untuk menyampaikan surat tersebut. Jika orang kaya tersebut tidak memberikan jatah yang di inginkan oleh wayang abang barulah pimpinan mereka datang beserta anak buahnya untuk merampok orang kaya tersebut.

Jadi disini sudah jelas kenapa Bpk Patra dan Mbok Sarni tidak dirampas uangnya saat pulang dagang di cegat ditengah perjalanan yang sepi oleh wayang abang. Karena Bpk Patra dan Mbok Sarni hanyalah pedagang nasigoreng tentunya jumblah uangnyapun tidak seperapa banyaknya jadi bukan target mereka (wayang abang/ golek beureum).

Sedikit penjelasan tentang Bpknya wangsa yaitu Bpk Patra yang sekarang sudah mendahului pergi untuk melanjutkan perjalan menuju kehidupan yang selanjutnya yaitu kehidupan setelah kehidupan didunia. Sedangkan Mbok Sarni yaitu Ibu kandungnya Wangsa hingga sekarang masih bersyukur karena masih diberikan kepercayaan oleh Allah berupa kesehatan rohani&jasmani. >>Part#2

https://www.sukaratu.com/2021/01/wangsa-w-dihadang-wayang-abang-atau-golek-beureum-boneka-merah-part2.html
Photo baru mbok Sarni

0 Response to "Wangsa W | Dihadang Wayang Abang atau Golek Beureum part#2"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel